ARTIKEL III & IV
MACAM –MACAM KOMUNIKASI
- I. Komunikasi Menurut Cara Penyampaianya
· Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan yaitu komunikasi yang dilakukan secara bertatap muka langsung atau secara lisan tanpa dibatasi oleh jarak . Di dalam komunikasi lisan, ada dua cara dasar di dalam berkomunikasi, yaitu:
a. komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Di dalam komunikasi verbal, kita menyampaikan pesan menggunakan kata-kata(bahasa).
b. komunikasi non-verbal, kita mengirimkan pesan menggunakan tanda-tanda, simbol, sikap tubuh (gesture), ekspresi wajah, nada bicara dan tekanan kalimat.
b. komunikasi non-verbal, kita mengirimkan pesan menggunakan tanda-tanda, simbol, sikap tubuh (gesture), ekspresi wajah, nada bicara dan tekanan kalimat.
b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang dilakukan bisa dalam bentuk surat, naskah, blangko, gambar atau poto maupun dalam bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi secara singkat, jelas, dll. Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersEbut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
Komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang dilakukan bisa dalam bentuk surat, naskah, blangko, gambar atau poto maupun dalam bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi secara singkat, jelas, dll. Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersEbut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
- II. Komunikasi Menurut Perilaku
a) Komunikasi formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi atau yang tata cara berkomunikasinya telah diatur dalam struktur organisasinya. Komunikasi formal didominasi oleh sifat-sifat korelasional keluar atau ke dalam dari vitalitas potensi-potensinya. Korelasi ke luar atau ke dalam mempunyai makna perbedaan antara sifat-sifat yang di luar dan sifat-sifat yang di dalam. Korelasi antara perbedaan sifat itulah yang menentukan sifat dari subyek atau obyek komunikasinya. Komunikasi biasa terjadi dalam situasi seminar, kerja perusahaan, konferensi, rapat, dll.
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi atau yang tata cara berkomunikasinya telah diatur dalam struktur organisasinya. Komunikasi formal didominasi oleh sifat-sifat korelasional keluar atau ke dalam dari vitalitas potensi-potensinya. Korelasi ke luar atau ke dalam mempunyai makna perbedaan antara sifat-sifat yang di luar dan sifat-sifat yang di dalam. Korelasi antara perbedaan sifat itulah yang menentukan sifat dari subyek atau obyek komunikasinya. Komunikasi biasa terjadi dalam situasi seminar, kerja perusahaan, konferensi, rapat, dll.
b) Komunikasi informal
Yaitu komunikasi yang berada dalamè sebuah organisasi yang tidak disetujui secara resmi Salah satu bentuknya adalah rantai desas-desus (grapevine chains). Desas-desus dalam organisasi terdiri dari beberapa jaringan komunikasi informal yang saling tumpang tindih dan berpotongan di sejumlah titik, artinya beberapa orang mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi bagian jaringan informal.
Dalam komunikasi Informal terdapat beberapa peranan Komunikasi Informal, antara lain :
Yaitu komunikasi yang berada dalamè sebuah organisasi yang tidak disetujui secara resmi Salah satu bentuknya adalah rantai desas-desus (grapevine chains). Desas-desus dalam organisasi terdiri dari beberapa jaringan komunikasi informal yang saling tumpang tindih dan berpotongan di sejumlah titik, artinya beberapa orang mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi bagian jaringan informal.
Dalam komunikasi Informal terdapat beberapa peranan Komunikasi Informal, antara lain :
§ Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi.
§ Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton
§ Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
§ Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan saluran-saluran komunikasi formal.
c) Komunikasi non informal
Yaitu komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat nformal dan informal yang diantaranya tersebut saling terkait denan pelaksanaan tugas organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi maupun
Yaitu komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat nformal dan informal yang diantaranya tersebut saling terkait denan pelaksanaan tugas organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi maupun
- III. Komunikasi Menurut Ruang Lingkup
yaitu komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi perushaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan itu saja.
Dalam komunikasi Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
Ø komunikasi yang terjadi dari pimpinan ke staffèKomunikasi Vertikal atau staff ke pimpinan dengan cara timbal balik. Misalkan seperti perintah, teguran pujian, dan sebagainya.
Ø Komunikasi Horisontal komunikasi yang terjadi antara anggota staff dengan anggota staff yang dimana sifatnya tersebut tidak normal tetapi komunikasi ini tidak terjadi didalam situasi kerja.
Komunikasi.
Komunikasi.
Ø Komunikasi Diagonal yang terjadi anatara pimpinan atau bagian pegawai lain tau juga komunikasi yang terjadi antar orang-orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak sejalur vertikal
2. Komunikasi Eksternal
yaitu komunikasi yang terjadi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan audience diluar organisasi. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
• Eksposisi, pameran, promosi, dan publilkasi
• Komperensi Pers
• Siaran Televisi, radio, dan sebagainya
• Bakti social dan pengabdian pada masyarakat.
yaitu komunikasi yang terjadi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan audience diluar organisasi. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
• Eksposisi, pameran, promosi, dan publilkasi
• Komperensi Pers
• Siaran Televisi, radio, dan sebagainya
• Bakti social dan pengabdian pada masyarakat.
- IV. Komunikasi Menurut Aliran Informasi
1) Komunikasi Satu arah (Simplex)
Komunikasi yang terjadi dari satu pihak saja. Biasanya komunikasi ini terjadi Dalam keadaan mendadak atau darurat.
Komunikasi yang terjadi dari satu pihak saja. Biasanya komunikasi ini terjadi Dalam keadaan mendadak atau darurat.
2) Komunikasi Dua Arah
Komunikasi yang terjadi secara timbal balik. Maksudnya adalah dalam komunikasi ini dapat saling menguntungkan anatara kedua belah pihak.
Komunikasi yang terjadi secara timbal balik. Maksudnya adalah dalam komunikasi ini dapat saling menguntungkan anatara kedua belah pihak.
3) Komunikasi Keatas
Komunikasi yangterjadi dari bawahan kepada atasan.
Komunikasi yangterjadi dari bawahan kepada atasan.
4) Komunikasi ke bawah
Komunikasi tyang terjadi dari bawahan kepada atasan.
Komunikasi tyang terjadi dari bawahan kepada atasan.
5) Komunikasi Kesamping
komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki kedudukan sejajar.
komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki kedudukan sejajar.
- V. Komunikasi Menurut Jaringan Kerja
Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi:
§ Komunikasi Jaringan Kerja Rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarki organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikutipola komunikasi formal.
§ Komunikasi Jaringan Kerja Lingkaran.
Komunikasi yang berbentuk lingkaran. Saluran komunikasi lebih singkat dann merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
§ Komunikasi Jaringan Kerja bintang
Komunikasi ini terjadi melalui satu sentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
- VI. Komunikasi Menurut Peranan Individu
§ Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu yang bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi individu yang lain.
§ Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
§ Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih
Komunikasi ini individu berperan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
Komunikasi ini individu berperan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
- VII. Komunikasi Menurut Jumlah yang berkomunikasi
§ Komunikasi Perorangan
yaitu komunikasi yang terjadi hanya pada perorangan saja atau individual dengan bersifat pribadi. Misalkan saja cerita tentang permasalahan pribadi,dll
yaitu komunikasi yang terjadi hanya pada perorangan saja atau individual dengan bersifat pribadi. Misalkan saja cerita tentang permasalahan pribadi,dll
§ Komunikasi Kelompok
Yaitu Komunikasi yang berlangsung didalam suatu kelompok atau organisasi mngenai masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok maupun organisasi
Yaitu Komunikasi yang berlangsung didalam suatu kelompok atau organisasi mngenai masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok maupun organisasi
ARTIKEL IV
GAYA HIDUP DAN PENAMPILAN DALAM BERKOMUNIKASI
I. Gaya Hidup
Coba kita liat, bila seseorang yang tiba di kantor dalam suasana ceria dan menyapa sambil tersenyum, maka banyak orang yang melihatnya akan menjadi simpatik. Apabila kita bahagia dan senang banyak hal berubah yang berubah menjadi positif yang tadinya negatif. Apabila kita mencintai orang diri kita sendiri maka kita akan berbahagia dengan diri kita sendiri maka betapa indahnya hidup ini. Pandangan dan anggapan kita terhadap diri sendiri adalah modal atau landasan yang menentukan bagaimana kita dalam bersikap,bertindak,berpikir dan berkomunikasi dalam kehidupan ini. Gaya hidup bahagia juga sangat menunjang sukses berkomunikasi karena setiap orang hanya mempunyai kesediaan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bahagia bukan sebaliknya.
Coba kita liat, bila seseorang yang tiba di kantor dalam suasana ceria dan menyapa sambil tersenyum, maka banyak orang yang melihatnya akan menjadi simpatik. Apabila kita bahagia dan senang banyak hal berubah yang berubah menjadi positif yang tadinya negatif. Apabila kita mencintai orang diri kita sendiri maka kita akan berbahagia dengan diri kita sendiri maka betapa indahnya hidup ini. Pandangan dan anggapan kita terhadap diri sendiri adalah modal atau landasan yang menentukan bagaimana kita dalam bersikap,bertindak,berpikir dan berkomunikasi dalam kehidupan ini. Gaya hidup bahagia juga sangat menunjang sukses berkomunikasi karena setiap orang hanya mempunyai kesediaan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bahagia bukan sebaliknya.
II. Mengatur Waktu
Waktu adalah paradoks, bagi orang sibuk tidak pernah merasa cukup waktu padahal semua waktu tersedia untuk kita. Waktu adalah komoditi yang terus-menerus. Disini bukanlah bagaimana mendapatkan waktu lebih tapi bagaimana memanfaatkan waktu yang ada dengan lebih berarti dan memuaskan. Pada dasarnya semua aktivitas membawa kita pada suatu tujuan, namun seringkali aktivitas itu tidak menentukan kita pada pencapaian tujuan tersebut. Agar tetap dapat memusatkan perhatian pada aktivitas yang paling penting yang mempengaruhi maka diperlukan cara yng efektif dan juga sederhana untuk mengatur skala prioritas. Semakin banyak aktivitas yang membantu melangkah dalam mencapai tujuan, semakin berbobot aktivitas tersebut semakin tinggi skala prioritasnya. Setiap kali menyusun aktivitas berilah urutan prioritas pada setiap aktivitas tersebut guna membantu untuk mendahulukan mana aktivitas yang lebih penting, yang dapat menghasilkan sesuatu untuk kita.
Waktu adalah paradoks, bagi orang sibuk tidak pernah merasa cukup waktu padahal semua waktu tersedia untuk kita. Waktu adalah komoditi yang terus-menerus. Disini bukanlah bagaimana mendapatkan waktu lebih tapi bagaimana memanfaatkan waktu yang ada dengan lebih berarti dan memuaskan. Pada dasarnya semua aktivitas membawa kita pada suatu tujuan, namun seringkali aktivitas itu tidak menentukan kita pada pencapaian tujuan tersebut. Agar tetap dapat memusatkan perhatian pada aktivitas yang paling penting yang mempengaruhi maka diperlukan cara yng efektif dan juga sederhana untuk mengatur skala prioritas. Semakin banyak aktivitas yang membantu melangkah dalam mencapai tujuan, semakin berbobot aktivitas tersebut semakin tinggi skala prioritasnya. Setiap kali menyusun aktivitas berilah urutan prioritas pada setiap aktivitas tersebut guna membantu untuk mendahulukan mana aktivitas yang lebih penting, yang dapat menghasilkan sesuatu untuk kita.
Mengatur waktu merupakan suatu langkah yang tepat untuk menentukan tujuan manajemen sehingga keberhasilan untuk membuat keputusan yang akurat sangat ditentukan oleh prioritas yang diambil.
III. Faktor-Faktor Keberhasilan yang Menunjang Karier
Faktor-faktor penentu keberhasilan sebagai berikut :
Faktor-faktor penentu keberhasilan sebagai berikut :
1. Job description sebagai pegangan
Seseorang harus selalu bekerja atas dasar job description yang sesuai dengan fungsinya.
Seseorang harus selalu bekerja atas dasar job description yang sesuai dengan fungsinya.
2. Memiliki keterampilan dasar atau basic skill yang prima
3. An iron will in the velvet voice
Di dalam pemakaian bahasa lisan harus diyakini bahwa “suara” mempunyai pengaruh yang besar. Nada yang ramah menimbulkan kesan bahwa kita siap membantu lawan bicara.
Di dalam pemakaian bahasa lisan harus diyakini bahwa “suara” mempunyai pengaruh yang besar. Nada yang ramah menimbulkan kesan bahwa kita siap membantu lawan bicara.
4. Agenda kerja
Buku agenda untuk mencatat dan mengingat-ingat acara maupun tugas yang harus dilakukan oleh atasan kita.
Buku agenda untuk mencatat dan mengingat-ingat acara maupun tugas yang harus dilakukan oleh atasan kita.
5. Kekompakan sebagai team, dengan atasan dan rekan-rekan.
6. Inter personal skill
Dengan keyakinan agama, moral etika bisnis dan social psychology, kita akan mampu bersikap dewasa, berprilaku sopan, sensitif dan luwes untuk beradaptasi dengan orang lain.
Dengan keyakinan agama, moral etika bisnis dan social psychology, kita akan mampu bersikap dewasa, berprilaku sopan, sensitif dan luwes untuk beradaptasi dengan orang lain.
7. Wawasan
Selain mengetahui tugas dan wewenang, perlu juga untuk mengenali dengan baik perusahaan atau organisasi tempat bekerja, bagaimana rencana dan strategi kerjanya. Biasakan untuk selalu membaca karena dengan membaca dapat menambah wawasan kita terutama tentang yang dapat mempengaruhi arah perkembangan perusahaan tempat kita bekerja.
Selain mengetahui tugas dan wewenang, perlu juga untuk mengenali dengan baik perusahaan atau organisasi tempat bekerja, bagaimana rencana dan strategi kerjanya. Biasakan untuk selalu membaca karena dengan membaca dapat menambah wawasan kita terutama tentang yang dapat mempengaruhi arah perkembangan perusahaan tempat kita bekerja.
IV. Penampilan Serasi
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam berkomunikasi selain kemampuan merumuskan suatu ide, situasi, pihak-pihak terkait juga penampilan kita. Penampilan merupakan suatu keseluruhan yang nampak, baik itu postur tubuh, juga busana, assesori, juga make up. Untuk itu sediakan pula waktu untuk merawat tubuh kita, tubuh yang terawat, rambut bersih dan rapi tata rias yang wajar, gaya busana yang tepat, koordinasi warna yang serasi dan sebagainya.Berbusana yang baik sangat menunjang penampilan dan penampilan yang serasi dapat memperlancar komunikasi. Perlu mendapat perhatian pula tentang penampilan yang nampak dari luar juga kesiapan mental. Bila hal ini kurang mendapat perhatian seringkali mengundang ketidakserasian dalam penampilan.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam berkomunikasi selain kemampuan merumuskan suatu ide, situasi, pihak-pihak terkait juga penampilan kita. Penampilan merupakan suatu keseluruhan yang nampak, baik itu postur tubuh, juga busana, assesori, juga make up. Untuk itu sediakan pula waktu untuk merawat tubuh kita, tubuh yang terawat, rambut bersih dan rapi tata rias yang wajar, gaya busana yang tepat, koordinasi warna yang serasi dan sebagainya.Berbusana yang baik sangat menunjang penampilan dan penampilan yang serasi dapat memperlancar komunikasi. Perlu mendapat perhatian pula tentang penampilan yang nampak dari luar juga kesiapan mental. Bila hal ini kurang mendapat perhatian seringkali mengundang ketidakserasian dalam penampilan.
V. Lambang-lambang dalam Komunikasi
Lambang-lambang dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
Lambang-lambang dalam komunikasi adalah sebagai berikut :
a) Lambang gerakan tubuh dan gerakan anggota badan
Bila kita perhatikan seseorang yang sedang berbicara nampak pula menggerakkan tangan, jari-jari tangan, bahkan bola matanya baik secara bersama-sama maupun bergantian hal itu merupakan informasi dalam bentuk lambang.
Bila kita perhatikan seseorang yang sedang berbicara nampak pula menggerakkan tangan, jari-jari tangan, bahkan bola matanya baik secara bersama-sama maupun bergantian hal itu merupakan informasi dalam bentuk lambang.
b) Lambang Huruf, Gambar dan Angka-angka
Bila kita berada di jalan umum banyak kita jumpai rambu-rambu lalu lintas yang ditampilkan dalam gambar-gambar pompa bensin, tanda panah, huruf bahkan angka untuk memberi informasi bagi pengemudi.
Bila kita berada di jalan umum banyak kita jumpai rambu-rambu lalu lintas yang ditampilkan dalam gambar-gambar pompa bensin, tanda panah, huruf bahkan angka untuk memberi informasi bagi pengemudi.
c) Lambang benda-benda tertentu
Seseorang yang mengirimkan karangan bunga sebagai tanda simpati.
Seseorang yang mengirimkan karangan bunga sebagai tanda simpati.
d) Lambang Warna
Komunikasi kadang dilambangkan melalui warna, warna hitam melambangkan kesedihan, putih melambangkan suci, warna merah untuk melambangkan keseuksesan dan keberanian. Warna tidak dapat berdiri sendiri kadang dipengaruhi oleh lingkungan dan cuaca disekitarnya.
Riset komunikasi biasanya tertuju pada empat aspek dalam komunikasi yaitu komunikator, pesan, saluran dan audiens. Dalam riset kebahasaan komunikator adalah juga pesan kalau tidak dalam bentuk kata-kata, gambar atau tanda yang menjadi kode atau simbol dan sebagainya yang disebut dekoder.
Komunikasi kadang dilambangkan melalui warna, warna hitam melambangkan kesedihan, putih melambangkan suci, warna merah untuk melambangkan keseuksesan dan keberanian. Warna tidak dapat berdiri sendiri kadang dipengaruhi oleh lingkungan dan cuaca disekitarnya.
Riset komunikasi biasanya tertuju pada empat aspek dalam komunikasi yaitu komunikator, pesan, saluran dan audiens. Dalam riset kebahasaan komunikator adalah juga pesan kalau tidak dalam bentuk kata-kata, gambar atau tanda yang menjadi kode atau simbol dan sebagainya yang disebut dekoder.
.